Langsung ke konten utama

Andai Aku Seorang Jurnalis Layar Kaca

Penulis  : Firdhauza

 Menjadi jurnalis bukan lah impianku sebelumnya, ketika kecil aku ingin menjadi seorang dokter yang mengobati ayah ibuku kelak, ketika dewasa impianku pun berubah untuk menjadi seorang psikolog agar mampu memahami dan menolong mereka yang hidupnya putus asa.
Namun, impian hanya lah impian. Ketika sekolah menengah atas, aku masuk ke sekolah kejuruan sehingga sulit untuk memilih jurusan yang aku impikan di jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya aku memilih jurusan penerbitan jurnalistik, aku pun belum tahu apa yang akan aku pelajari di bidang ini.
Terasa sulit awalnya kurasa, tetapi lama-kelamaan aku pun menikmati bidang jurnalistik. Mempelajari banyak hal, belajar peka dengan lingkungan sekitar, membantu orang lain untuk menerima informasi, menuangkan isi pikiran seseorang ke dalam tulisan, dan berpikiran luas tentang segala hal.
Menjadi seorang jurnalis tidak lah mudah menurutku, seorang aku yang tidak cukup kritis sungguh ekstra keras untuk mempelajarinya. Namun, kesulitan yang aku lalui dan melihat para jurnalis terkenal menyemangatkanku untuk menjadi seorang jurnalis yang handal dan profesional.
Andai aku menjadi jurnalis, akan banyak waktu yang kuhabiskan bersama narasumber-narasumberku. Andai aku menjadi jurnalis, akan sibuk diriku dengan kata-kata yang kutuliskan untuk kuberikan kepada masyarakat, akan sering aku dikerjar dateline dari pekerjaanku ini. Namun, sungguh nikmat rasanya apabila tulisanku dibaca oleh orang banyak.
Andai aku menjadi jurnalis, aku ingin menjadi seorang jurnalis televisi, menyiarkan berita kepada masyarakat secara langsung di tempat kejadiannya.
Andai aku menjadi jurnalis televisi, aku akan menyajikan berita secara akurat, jujur, dan berimbang, dengan mempertimbangkan hati nurani, sesuai dengan Pasal 3 Bab II tentang Kode Etik Jurnalis Televisi Indonesia.
Dari buku yang kubaca, yaitu Jurnalistik TV: 99 Pertanyaan Untuk Menjadi Jurnalis Televisi Pemula milik Drs. Ismail Asnawi menyebutkan bahwa ilmu jurnalistik televisi meningkatkan keterampilan kita untuk memanfatkan unsur video sebagai bentuk informasi yang mempunyai kekuatan tak tertandingi saat ini. Seperti kata orang “gambar dapat menyampaikan seribu kata”.
Selain itu, berita pada media televisi memiliki keistimewaan karena menyajikan gambar dan suara secara bersamaan, memberi kesan “lengkap” walaupun waktunya yang sangat pendek atau terbatas. 

Komentar

  1. Semoga makin berkembang dan semakin pintar dalam penulisannya yeaaa. Semoga terkabul juga jadi jurnalis hebattt Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. AAMIIN. Terima kasih Mutia atas komentar dan doanya :)

      Hapus
  2. Wah smoga kesampean yaa cita2nyaa...
    Amin

    BalasHapus
  3. Wah smoga kesampean yaa cita2nyaa...
    Amin

    BalasHapus
  4. Wah smoga kesampean yaa cita2nyaa...
    Amin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Jelas

Ketidakjelasan benar-benar mengajarkan akan artinya kehidupan Logika dan hati tidak sejalan, namun Kamu tak mampu menyalahkan Salahmu bukanlah adanya ketidakjelasan, salahmu ialah mengharapkan Bagaimana bisa Kamu mengharapkan sang malam hadir di pagimu dan siangmu? Sadarkanlah Dirimu, malam hanyalah malam, Ia datang karena memang malam, bukan karena ingin berjumpa denganmu, tapi hanya karena malam harus melawati kehidupanmu. Ingatlah lagi, jangan menyalahkan dirimu karena segala ketidakjelasan Hal itu adalah ujian dan pembelajaran bagimu bahwa yang datang akan pulang

Pengingat Diri

Bagaimana perasaanmu ketika kebaikanmu dianggap hanya kepura-puraan? Bagaimana tanggapanmu saat kamu melakukan yang terbaik untuk membuat kawanmu senang dan nyaman, namun ia hanya mengungkit kekuranganmu? Bagaimana sikapmu ketika apapun yang kamu lakukan dinilai dan dihakimi oleh kawanmu sendiri? Sedih bukan? Namun, jadikan hal itu menjadi pendewasaan bagi kehidupanmu ke depan. Jadikan dirimu menjadi lebih rendah hati, tidak mudah menilai buruk orang lain, dan jadikan pribadimu menjadi manusia yang terus belajar menjadi lebih baik. Biarlah orang lain menyalahartikan ketulusan hatimu. Biarlah orang lain memandang sebelah mata dengan tindakan yang kamu lakukan. Kamu hanya manusia. Kamu tidak sempurna karena banyak kurangnya. Diam adalah tindakan terbaik, serta memohon ampunlah kamu kepada Allah SWT. Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberikan nasehat, "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu ti